Syiar Islam Lewat Blog

Islam mengajarkan kejujuran, keberanian, sifat penyayang, santun, dan toleransi tinggi. Begitu pula dalam blog. Muslim selaiknya menyajikan karya dalam blognya yang bernutrisi beberapa sifat di atas. Meski bukan media jurnalistik mainstream (baca : ciri-ciri media massa).

Kejujuran, jika itu kategori berita atau informasi. Santun menyampaikan pemikiran. Atau sastra pembangun jiwa, mengispirasi. Tentu teramat banyak pilihan untuk memanfaatkan blog. Ajang aktualisasi diri, bisnis, akademik, sarana berbagi, bahkan kejahatan, ataupun pornografi. Manusia bisa menjadi apa saja di dunia blog.

Alkisah, seseorang mendapati pahalanya yang sangat berlimpah saat di akhirat. Sontak matanya terbelalak. Lalu ia bertanya pada Allah.
“Ya Allah, saya merasa amalku tidak sebanyak ini?”
Allah menjawab: “HamabKu, itu adalah amal shaleh orang-orang yang tergerak setelah membaca tulisanmu.”

Hal itu sesuai janji Allah dalam dua hadits berikut. Dari Ibnu Mas'ud ra. : "Barangsiapa menunjukkan suatu kebaikan maka ia mendapat pahala orang yang mengerjakannya." (HR. Muslim). Maka sungguh, tidakkah hal-hal demikian menjadi cita-cita terbesar yang tersemat dalam dada?

Dari Jarir Ibnu Abdullah ra. : "Barangsiapa membuat sunnah (kebiasaan) yang baik dalam Islam maka baginya pahala (sebesar) orang yang melakukan kebaikan tersebut sepeninggalnya, tanpa ada yang dikurangi dari pahala mereka sedikitpun." (HR. Muslim)

Dalam satu windu terakhir, populasi blog begitu berkembang menelurkan jutaan blogger baru. Menyampaikan ide dan pemikiran dari pagi bertemu pagi. Dari malam berjumpa malam. Hanya dengan satu jurus, klik publish, data yang di-upload bisa diakses penduduk belahan dunia, kapan dan di mana pun.

Hasil penelitian yang mengemuka tentang dewasa ini kata yang paling sering dicari di search engine adalah “tuhan” –selain seks”--, membuktikan, begitu banyak lautan manusia yang membutuhkan cahaya walau setitik. Walau setetes embun penyejuk jiwa. Walau secercah harapan pembangun naluri. Walau kebaikan sebesar zarrah.

Tak perlu khawatir akan pendapat orang lain. Misalnya, dituding kita ingin disebut pintar, pencitraan diri, so'alim, dan lain sebagainya. Setiap orang berhak dan memilki kesempatan untuk lebih baik. Sejatinya, melakukan yang terbaik pun tak akan pernah bisa memuaskan semua orang. Yang pada akhirnya adalah bukan perkara komentator dengan kita, tapi kita dengan Allah.

Kita bisa berpedoman "dakwah sama dengan kewajiban," atau berpegang hadits ini, dan masih banyak hadits lainnya. "Barangsiapa menyimpan ilmunya maka Allah akan memasang sumbu api di dadanya..."(HR.Ahmad).

Setiap manusia yang menebar rangkaian kalimat apa pun tetap akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah. Setiap kata kebaikan yang ditebar, tetaplah bernilai pahala. Sekata keburukan yang ditebar, tetaplah bernilai dosa.

Sejarah hanya ditulis oleh 2 warna. Merah darah para syuhada dan hitam tinta para ulama.” Tinta hitam itu bisa ditoreh salah sayunya melalui sebuah blog. Syiar Islam yang memanfaatkan potensi tinggi blog yang tengah keemasan ini tak hanya bisa menjadi cahaya bagi geliat kegelapan yang menggurita. Namun juga pengimplementasian sebagai hamba yang berkewajiban menyampaikan ajaranNya.